Masjid Agung An-Nuur Magelang: Simbol Toleransi dengan Arsitektur Memukau di Lereng Borobudur

Masjid Agung An-Nuur Magelang: Simbol Toleransi dengan Arsitektur Memukau di Lereng Borobudur

Vertical.Rafting.Magelang – Di tengah pesona Kabupaten Magelang, tepatnya di Sawitan, Kecamatan Mungkid, berdiri megah sebuah mahakarya baru: Masjid Agung An-Nuur Magelang. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga destinasi wisata spiritual dan budaya yang diklaim akan menjadi salah satu dari tiga masjid besar di Jawa Tengah, sejajar dengan Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang dan Masjid Sheikh Zayed di Solo. Lebih dari kemegahannya, An-Nuur Magelang menawarkan harmoni unik antara kenyamanan beribadah, keindahan alam, dan pesan toleransi.

Kenyamanan dan Kedamaian yang Menyentuh

Jamaah yang shalat di Masjid An-Nuur Magelang merasakan pengalaman ibadah yang istimewa. Udara sejuk kawasan Magelang mengalir alami ke dalam ruang utama masjid, menciptakan suasana khusyuk dan nyaman meskipun tanpa pendingin udara atau kipas angin. Kebersihan yang terjaga sempurna semakin menambah keleluasaan dalam beribadah.

Panorama Spektakuler dari Menara

Salah satu daya tarik utama masjid ini adalah pemandangan memesona yang bisa dinikmati dari menara setinggi 33 meter. Dari ketinggian ini, mata dimanjakan dengan panorama kota Mungkid yang asri dan hamparan sawah menghijau. Puncak keindahannya adalah pemandangan Candi Borobudur yang megah di kejauhan, menyimbolkan harmoni antar umat beragama dalam lanskap budaya Jawa.

Simbol Toleransi dan Pusat Ummat

Masjid Agung An-Nuur Magelang dibangun dengan visi mulia sebagai simbol moderasi beragama. Pintunya terbuka lebar bagi siapapun, baik untuk beribadah, beristirahat sejenak, atau sekadar mengagumi arsitekturnya. Selain fungsi utamanya, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan masyarakat dan pendidikan, memainkan peran vital dalam memajukan kehidupan sosial dan keagamaan warga sekitar.

Arsitektur: Perpaduan Agung Jawa dan Islam

Keunikan Masjid An-Nuur terletak pada desain arsitekturnya yang brilian:

  • Skala Besar: Berdiri di atas lahan seluas 5 hektar, bangunan utamanya mencakup 24.866 meter persegi, mampu menampung sekitar 8.000 jamaah.

  • Fusi Budaya: Masjid ini memadukan elemen arsitektur Islam (kubah dan menara) dengan arsitektur tradisional Jawa (atap joglo dan ornamen ukiran kayu yang rumit dan indah).

  • Inovasi Atap Tajug: Desain atapnya merupakan hasil inovasi yang mengembangkan bentuk dasar peribadatan khas Jawa beratap Tajug, menciptakan identitas visual yang kuat dan sarat makna budaya.

Sejarah Singkat dan Masa Depan

Pembangunan fisik masjid ini menelan biaya sekitar Rp 117 miliar, belum termasuk biaya lomba desain yang mengutamakan gaya Jawa. Sebuah bukti penghargaan terhadap sejarah, Masjid An-Nuur lama yang terletak di sebelah selatan kompleks baru ini tidak dibongkar. Masjid lama yang penuh nilai historis ini rencananya akan dialihfungsikan menjadi perpustakaanPresiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan masjid agung yang menjadi kebanggaan baru masyarakat Magelang ini pada Oktober 2024.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Masjid

Masjid Agung An-Nuur Magelang adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Ia menawarkan:

  • Pengalaman beribadah yang tenang dan nyaman di tengah alam sejuk.

  • Pemandangan menakjubkan dari menaranya, termasuk Borobudur.

  • Keindahan arsitektur unik hasil perpaduan Jawa-Islam yang memukau.

  • Simbol nyata toleransi dan keterbukaan bagi semua kalangan.

  • Pusat kehidupan masyarakat yang dinamis.

Dengan segala keunggulannya, Masjid Agung An-Nuur Magelang tak hanya memenuhi fungsi spiritual, tetapi juga menjadi mercusuar moderasi beragama dan mahakarya arsitektur yang memperkaya khazanah budaya Indonesia, terutama di jantung tanah Jawa.